Malam telah larut, menunjukan pukul 11.43 WIB. Desiran angin lembut mulai merasuk dalam sukma yang rapuh akan makna. Gaduh jalanan mulai menghilang bersama lantunan syair jiwa pengantar lelap raga yang masih terjaga. Gemericik air kran bocor masih saja menemani malam ini. Gemuruh suara kerongkongan mulai menggaduh disamping telinga yang semakin usang karena mendengar bualan. Igauan mimpi ungkapan jiwa pembawa pesan hari tadi mulai terungkap dengan kepolosannya. Suasana yang selalu ada setiap malamnya.
Merindukan segenap saudara yang selalu semringah menghadapi hari dan dunianya saat ini. Diskusi malam bercokol menyusup pikiran kolot yang juga mencerdaskan hati, pikiran, dan jiwa yang mungkin mati hari tadi. Gubahan kata semangat tetap terlantun walau banyak masalah menggantung setiap hari, jam, menit, dan detiknya. Saudara yang selalu menjadi syair-syair inspirasi dalam sepi, duka, perih, nestapa walau sedikit bahagia yang ada dalam kehidupannya.
Hari ini masing-masing beranjak dengan dinamika hidup masing-masing, walau hanya tersirat oleh tanda jiwa, paras, serta frasa namun sangat terasa adanya. Sepi menjadi kata ringan dan nyaman untuk diungkapkan malam ini, namun kenyamanan ini menjadi sesuatu yang membunuh hati para penghuninya.
Satu, keengganan mulai menghinggapi hatinya, orang-orang disekitarnya mulai menunjukkan keengganan, kemalasan, kebosanan, bahkan muak bisa jadi. Ia tak tahu harus bagaimana, seolah kata-kata “mau seperti apa keadaannya,saya tetap bersyukur” sudah tak mampu menjadi penyemangatnya lagi, tak mampu menutupi angin yang akan meniupkan kebosanan, tak mampu lagi menghalangi air kemalasan menyiram hatinya, tak mampu menjadi pengeras suara yang menyeruak membangkitkan spiritualitas gerakan saudaranya, tak mampu lagi membangunkan hatinya yang selalu saja naik turun irama imannya. Berhenti sejenak meninggalkan dunianya sementara yang akhirnya ia pilih menjadi solusi permasalahan yang bertumpuk-tumpuk dipundaknya saat ini.
Wahai Tuhan yang Maha Membolak-balikkan hati, kuatkanlah hatinya mulai esok hari agar ia tegar kembali menghadapi dunia yang fana dan penuh senda gurau ini bersama kami. Tuhan yang Maha Pemberi, limpahkanlah segala rizqi dan rahmatmu padanya agar ia mampu mencukupi kebutuhannya dan kebutuhan kami. Tuhan yang Maha Pengasih, kasihilah ia disisi-Mu selagi ia hanya mepunyai kami yang tidak selalu dapat memberikan kasih karena kami pun masih butuh kasih dari-Mu. Tuhan yang Maha Mulia, muliakan ia pula dalam naungan-Mu didunia maupun ditempat-Mu kelak, karena kami hanya mampu sedikit membahagiakannya dan belum mampu memuliakannya semulia bersama-Mu.
Dua, hari ini kembalilah ia pada hayat pengandung badannya. Entah kenapa? Setelah pergulatan dengan amanah malam sebelumnya mungkin saja ia kelelahan olehnya, karena ia manusia juga. Saat ia terjaga tak ada seorang pun yang akan melihatnya bersedih, karena senyumlah yang pasti akan ditunjukannya pada semua orang yang dihadapannya. Walau terkadang overload namun itulah dirinya yang selalu ceria (teringat jargon salah satu acara, CERIA…:D), mengangkat sekian ton kegundahan menjadi sapa hangat yang melelehkan kesedihan, kasusahan, kepenatan yang telah membatu. Hari ini ia sedikit terlihat, sedikit tersenyum,dan sedikit berbicara. Pagi hari ia mulai dengan rutinitas barunya, memberi inspirasi banyak orang walau dirinya pun sebenarnya butuh inspirasi semangat untuk menjalani hidupnya. Tanpa tahu banyak hal akan dirinya hari ini, ia telah meninggalkan kami sejenak untuk menegur sapa permasalahan yang dihadapinya di tempat ia bermula mengenal hidup, peraduan tercinta. Apapun yang dihadapinya semoga disana ia mendapatkan permasalahan itu enggan digendongannya lagi esok hari, dan telah siap menyambut kami dengan senyum cerianya kembali.
Tiga, diserpihan lain dua saudara kecilnya sudah berlalu lebih awal untuk sedikit meluluhkan permasalahannya. Dunianya memang belum serumit saudara besarnya yang lain, namun itu sudah cukup menyita banyak serpihan kebahagaiannya yang seharusnya belum mereka rasakan saat ini. Tidak ada pilihan lain selain me-reboisasi segera pikiran dan jiwanya. Saudara kecilku, inilah saatnya kalian belajar kedewasaan dan menjadi manusia seutuhnya. Jangan sekali-kali mangatakan tidak kuat membawa amanah ini, namun berdoalah kepada Yang Maha Memberi untuk memperkuat pundak-pundak kalian. Bagaimana pun kalian nantinya, bersama kalian jua-lah masa depan esok hari menuggu jemputan kalian didepan gerbang perubahan. Berjuanglah saudara kacilku.
Kehidupan ini memang selalu menyisakan serpihan puzzle gambar nyata sebenarnya hidup dengan berbagai bentuknya. Kisah saudara ini menjadi inspirasi untuk terus menjalani kehidupan bagaimanapun keadaan diri kita, mencoba untuk selalu menunjukkan keceriaan bagaimanapun susahnya dan selalu berjuang serta belajar bagaimanapun peliknya berjuang. Sepenggal yang memenuhi segudang memori indah bersama saudara-saudara.
Kader dakwah layaknya singa disiang hari dan rahib dimalam hari. Siangnya diisi dengan perjuangan melawan dunia untuk kehidupan umatnya dan malamnya mereka duduk bersimpuh menghadap Sang Maha Kuasa berserah diri dan memohon. Dipenghujung malam ini semoga menjadi malam keberkahan muhasabah diri yang sedikit ini, untuk kalian saudaraku yang selau berjuang demi kebahagiaan yang tidak akan kalian dapat saat ini. Percayalah suatu saat nanti kalian akan mendapatkan apa yang selama ini kalian perjuangkan dan usahakan karena janji-Nya pasti!
Doaku untuk kalian,
Teman Malam_5 November 2012
Soersinspirator_Komisariat Sholahuddin Al Ayyubi