Demo damai Pilgub Jateng (Foto: Bramantyo/okezone)
SOLO– Warga Solo, Jawa Tengah, yang tengah asik menikmati Car Free Day dikejutkan dengan kehadiran tiga kandidat Calon Gubenur Jawa Tengah yakni Hadi Prabowo, Bibit Waluyo, Ganjar Pranowo.
Sambil bergandengan tangan, mereka berjalan di tengah kerumunan warga. Di belakangnya, sekelompok mahasiswa berjalan mengikuti ketiga Calon Gubenur, Minggu (21/4/2013).
Tubuh para mahasiswa tersebut sengaja diikatkan dengan menggunakan tali ketiga Calon Gubenur, sebagai simbol kebijakan yang akan diambil akan berimbas ke masyarakat yang ada di belakang ketiga Calon Gubenur tersebut.
Tapi nanti dulu, ketiga Calon Gubenur yang hadir itu bukan calon sebenarnya. Itu merupakan bagian dari teatrikal yang dibawakan sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Solo yang menggunakan topeng.
“Jargon-Jargon yang terpampang di baliho seolah ingin menampakan merekalah yang layak untuk dipilih menjadi pemimpin Jateng. Kalau saja etika berpolitik yang santun hanya sekadar jargon, maka warga Jawa Tengah-lah yang akhirnya merasakan hasil buruk dari sistem demokrasi yang ada,” kata Ketua Umum KAMMI UNS,Syahid Musthofa di sela aksi damai.
Selain itu, tambah Syahid, masifnya kampanye atau publikasi yang dilakukan semua Cagub dan Cawagub Jateng membuat memanasnya suhu politik dan meningkatnya konstelasi politik di beberapa daerah di Jawa Tengah.
Apalagi, ketiganya telah memulai kampanye tersembunyi setelah ditetapkan oleh partai pengusung mereka, jauh sebelum ditetapkan oleh KPU sehingga berpotensi memicu terjadinya pengotak-kotakan di masyarakat.
Untuk itu, para mahasiswa mengajukan lima petisi kepada Calon Gubenur dan Wakil Gubenur yang nantinya terpilih secara sah untuk mengembalikan kondisi masyarakat Jawa Tengah seperti sebelum kampanye.
Cagub terpilih agar mampu mewujudkan good governance melalui birokrasi dan peraturan daerah yang berpihak kepada seluruh warga Jateng.